
Ahli hidrogeologi menegaskan pentingnya pengelolaan ketat sumber air minum dalam kemasan (AMDK) guna menjaga keberlanjutan air tanah serta mencegah dampak lingkungan bagi masyarakat sekitar. Industri AMDK disebut tidak dapat serta-merta mengambil air tanah tanpa mempertimbangkan kapasitas alamiah daerah imbuhan dan karakter akuifer yang menjadi sumbernya.
Pakar hidrogeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Heru Hendrayana mengatakan penentuan titik pengambilan air membutuhkan riset ilmiah yang tidak hanya mahal, tetapi juga harus dilakukan secara komprehensif untuk memastikan keberlanjutan.
Menurutnya, industri AMDK pada umumnya memilih daerah dengan sistem akuifer vulkanik, lapisan batuan berpori hasil aktivitas gunung api muda, yang menyimpan cadangan air besar dan berkualitas baik.