Harga daging global mencapai rekor tertinggi pada September lalu, dengan kenaikan hampir 10% sepanjang tahun ini. Fakta ini tercermin dalam indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), yang menunjukkan kenaikan signifikan pada lima jenis produk pangan utama.
Latar Belakang
Naiknya harga daging terjadi karena interplay antara pasokan yang ketat dan permintaan yang tinggi. Kategori daging, yang mencakup daging sapi, babi, unggas, dan domba, mencapai rata-rata 128 poin pada Agustus lalu—angka tertinggi sejak indikator ini dibuat tiga dekade lalu.
Fakta Penting
FAO melaporkan bahwa kenaikan harga daging global disebabkan oleh beberapa faktor utama:
1. Pasokan yang terbatas: Kondisi cuaca ekstrem, pandemi, dan biaya produksi yang meningkat menyebabkan penurunan produksi daging di beberapa negara.
2. Permintaan yang tinggi: Ekonomi yang mulai pulih di negara-negara berkembang meningkatkan daya beli masyarakat terhadap daging sebagai bagian dari diet yang lebih beragam.
3. Fluktuasi harga bahan pangan: Kenaikan harga pakan ternak dan biaya transportasi juga ikut mendorong naiknya harga daging.
Dampak
Kenaikan harga daging ini memiliki dampak signifikan pada masyarakat, terutama di negara-negara dengan pendapatan rendah. Konsumen menghadapi beban tambahan, sementara peternak dan produsen daging menghadapi tantangan dalam mempertahankan rantai pasok yang efisien.
Penutup
Harga daging dunia yang mencapai rekor tertinggi tidak hanya menjadi isu ekonomi, tetapi juga menjadi masalah sosial yang perlu perhatian serius. Dengan permintaan yang terus meningkat dan pasokan yang terbatas, pertanyaan penting muncul: apa langkah yang dapat dilakukan pemerintah dan industri untuk memastikan ketersediaan daging yang murah dan aman bagi masyarakat?
