Berita  

“Puasa dan Ilmu Lapar: Menyongsong Ramadan di EraEkonomi Digital”

“Puasa dan Ilmu Lapar: Menyongsong Ramadan di EraEkonomi Digital”

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari yang semakin sibuk, puasa hadir sebagai waktu khusus untuk menenangkan jiwa dan memperkuat hubungan vertikal dengan Tuhan serta hubungan horizontal dengan sesama manusia. Berpuasa bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga pembelajaran menyeluruh yang menyeimbangkan dimensi individu dan masyarakat.
Fakta Penting
Puasa pada hakikatnya adalah latihan pengendalian diri, atau apa yang dalam psikologi modern disebut delayed gratification. Saat kita menahan lapar dan haus, kita belajar menunda keinginan demi tujuan yang lebih besar, mengasah kepekaan moral dan kesadaran diri. Paradoksnya, saat perut kosong, kesadaran akan eksistensi diri justru menguat.
Dampak
Puasa menjadi sarana pengembangan potensi pribadi melalui disiplin diri dan peningkatan spiritualitas. Cendekiawan muslim Nurcholish Madjid (Cak Nur) memandang puasa sebagai fondasi masyarakat madani yang menjunjung keadilan dan keadaban. Menurut Cak Nur, puasa adalah latihan mawas diri yang menjadi landasan pembentukan masyarakat yang berkeadilan.
Penutup
Dengan disiplin diri dan spiritualitas yang ditingkatkan, puasa tidak hanya menjadi kunci keagungan jiwa, tetapi juga menjadi fondasi untuk masyarakat yang lebih adil dan bermoral. Dalam konteks modern, “Puasa dan Ilmu Lapar” menjadi petunjuk penting untuk mencapai kedewasaan jiwa yang lebih dalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *