depresiasi mobil Listrik yang Drastis
Studi terbaru dari iSeecars menunjukkan bahwa harga jual kembali mobil listrik dapat turun hingga 73 persen dalam jangka 5 tahun. Penelitian ini menganalisis lebih dari 800.000 mobil bekas berusia 5 tahun yang terjual dari Maret 2024 hingga Februari 2025. Hasilnya, mobil listrik mengalami depresiasi yang lebih tinggi dibandingkan model hybrid atau mobil bensin konvensional.
Faktor Penyebab Depresiasi yang Tinggi
Beberapa faktor teknis dan pasar mempengaruhi depresiasi mobil listrik. Pertama, teknologi baterai yang cepat ketinggalan zaman menjadi kendala utama. Baterai yang menurun performanya dapat menurunkan nilai jual mobil. Kedua, permintaan pasar yang belum merata juga berperan. Meskipun popularitas mobil listrik meningkat, infrastruktur pengisian daya dan ketahanan baterai masih menjadi sorotan.
Perbandingan dengan Model Hybrid
Sebaliknya, mobil hybrid menunjukkan performa yang lebih stabil dalam hal depresiasi. Model-model ini cenderung lebih diminati karena kompatibilitasnya dengan berbagai kondisi jalan dan ketahanan yang lebih baik. Selain itu, biaya perawatan yang lebih rendah juga menjadi daya tarik utama.
Tips untuk Menjaga Nilai Jual Mobil Listrik
Agar mobil listrik tetap memiliki nilai jual yang tinggi, penting untuk memperhatikan beberapa aspek teknis. Pertama, jaga kondisi baterai dengan menghindari pengisian daya hingga penuh atau habis. Kedua, rutin lakukan perawatan dan servis sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh pabrikan. Ketiga, pastikan mobil memiliki riwayat perawatan yang lengkap, yang dapat menjadi bukti kualitas mobil bagi calon pembeli.
Penutup
Depresiasi mobil listrik memang menjadi tantangan bagi pemilik, namun dengan perawatan yang baik dan pemahaman teknis yang mendalam, nilai jual mobil dapat dipertahankan. Bagi Anda yang berminat membeli mobil listrik, pastikan untuk memilih model yang memiliki rekam jejak baik dalam hal daya tahan baterai dan performa teknis.
