
Latar Belakang
Otoritas Thailand mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan kepala penjara di Bangkok setelah santer terdengar tuduhan mengistimewakan narapidana asal China. Kepala penjara tersebut diduga telah memberikan akses khusus kepada beberapa wanita untuk bertemu narapidana di sel privat, yang diduga melibatkan layanan seks. Skandal ini mencuat setelah media lokal melaporkan adanya dua wanita China yang diperkenankan masuk ke Bangkok Remand Prison, menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang memungkinkan akses tersebut.
Fakta Penting
Penjara tersebut, seperti dilansir AFP pada 25 November 2025, menampung lebih dari 4.000 narapidana yang sedang menunggu persidangan, termasuk beberapa terdakwa kriminal terkenal di Thailand. Salah satunya adalah She Zhijiang, bos judi online Asia yang baru-baru ini diekstradisi ke China. Skandal ini tidak hanya merongrong kepercayaan publik terhadap sistem penjara Thailand, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan dan etika yang berlaku di instansi tersebut.
Dampak
Kasus ini telah memicu reaksi keras dari masyarakat dan pemerintah Thailand. Otoritas setempat menjanjikan penyelidikan menyeluruh untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut. Sementara itu, masyarakat menuntut transparansi dan akuntabilitas dari pihak penjara, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan oleh skandal ini terhadap citra Thailand di mata internasional.
Penutup
Skandal seks di balik dinding penjara Bangkok tidak hanya menjadi masalah internal, tetapi juga mengekspos kelemahan sistem pengawasan di negara tersebut. Dengan ditegakkannya disiplin dan etika kerja yang lebih tinggi, diharapkan kasus serupa tidak akan terulang kembali, sehingga kepercayaan publik terhadap sistem penjara dapat dipulihkan.




