Bayer Leverkusen mengakhiri perjalanan mereka di Liga Champions dengan kekecewaan mendalam setelah dikalahkan Bayern Munich dengan skor agregat 0-5 di babak 16 besar. Pertandingan leg kedua yang digelar di kandang Leverkusen pada Rabu (12/3) dini hari WIB menjadi titik akhir dari impian mereka untuk lebih jauh di kompetisi ini.
Meski memiliki keunggulan penguasaan bola sebanyak 60%, Leverkusen tidak mampu mengubah dominasi mereka menjadi gol yang konkret. Bayern Munich, yang datang dengan keunggulan agregat 3-0 dari leg pertama, menunjukkan kualitas yang lebih tinggi dengan mencetak dua gol di babak kedua lewat Harry Kane dan Alphonso Davies.
Analisis teknis menunjukkan bahwa Leverkusen gagal memanfaatkan peluang yang mereka ciptakan. Ketidakterampilan dalam menyelesaikan peluang menjadi faktor utama kekalahan mereka. Di sisi lain, Bayern Munich menunjukkan klinisitas yang luar biasa, dengan hanya membutuhkan dua peluang untuk mencetak gol.
Pelatih Bayer Leverkusen, Florian Kehrmann, mengakui bahwa timnya memiliki peluang, namun kurangnya akurasi dalam finishing menjadi masalah utama. “Kami memiliki beberapa peluang bagus, tetapi sayangnya tidak bisa dikonversikan menjadi gol. Bayern lebih klinis, dan itu menentukan hasil akhir,” ujarnya dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Hasil ini tidak hanya merusak impian Leverkusen di Liga Champions, tetapi juga memberikan dampak pada kompetisi di Bundesliga. Dengan kekuatan Bayern Munich yang terus menunjukkan dominasi, Liga Champions dan liga domestik kembali menjadi ranah yang sulit untuk ditandingi oleh klub-klub lain.
Bagi para penggemar, pertandingan ini menjadi pengingat bahwa Liga Champions adalah ajang yang tidak terlepaskan dari kualitas dan konsistensi. Meski Bayer Leverkusen gagal meraih keajaiban, perjuangannya tetap layak diapresiasi. Mungkin tahun depan, mereka akan kembali dengan lebih kuat.