![[judul]](https://penglipuran.net/wp-content/uploads/2025/04/featured_1744785404595.jpg)
Latar Belakang
Dari ketidakpastian dieskalasi menjadi ketidakteraturan. Seperti itulah wajah dunia hari-hari ini. Indonesia, bersama semua negara, sedang dipaksa untuk realistis menghadapi kenyataan tidak menyenangkan, karena iklim dan mekanisme perdagangan dunia sedang didorong untuk bergerak dari keteraturan menuju kekacauan. Setelah 78 tahun iklim perdagangan global kondusif berkat kerjasama ratusan negara, kini kondusifitas itu nyaris berantakan.
Fakta Penting
Amerika Serikat (AS) menjadi pusat ketidakpastian global dengan menaikkan bea masuk pada produk impor secara ekstrem. Tidak hanya mengintimidasi mitra dagang, AS juga menciptakan ketidakpastian dengan menunda tarif resiprokal selama 90 hari dan menurunkan bea masuk menjadi 10 persen bagi beberapa negara, termasuk Indonesia. Namun, Tiongkok, sebagai rival dagang utama AS, menolak penurunan tersebut, menyebabkan perang tarif semakin tereskalasi.
Dampak
Perang tarif ini tidak hanya mempengaruhi AS dan Tiongkok, tetapi juga negara-negara emerging seperti Indonesia. Ketidakpastian ekonomi global ini memaksa negara-negara untuk lebih taktis dalam menghadapi mekanisme perdagangan yang semakin tidak teratur.
Penutup
Bagaimana Indonesia dan negara lainnya dapat bertahan di tengah ketidakpastian ini? Jawabannya mungkin terletak pada adaptasi dan strategi yang lebih taktis untuk menghadapi kekacauan mekanisme perdagangan dunia.