
Latar Belakang
Utut Kusumadhata, desainer motif batik dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBKB), menyoroti tantangan dalam pemeliharaan tradisi batik. Dalam talkshow ‘Menggambar dan Menulis sebagai Upaya Preservasi Industri dan Budaya Batik’ di Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025, Utut mengemukakan bahwa penjual batik saat ini sering tidak memahami filosofi di balik motif yang mereka jual.
Fakta Penting
“Kalau tahu pun motifnya, filosofinya nggak tahu. Kan itu ada missing link. Itu PR sebetulnya, jadi, di manapun kita mencatat, menggambar, itu ditulis,” ujar Utut. Ia menekankan pentingnya merekam filosofi batik sebagai bagian integral dari tradisi ini.
Dampak
Utut juga mengingatkan bahwa kehilangan filosofi batik dapat merusak warisan budaya yang unik. “Jangan sampai saat beralih tangan, filosofinya nggak ikut. Jadi, bayangkan batik itu satu paket. Batik itu ada visualnya, ada literasinya. Maka, dengan seperti itu, harapannya bisa abadi,” lanjutnya.
Penutup
Dengan menekankan pentingnya menyelamatkan filosofi batik melalui pencatatan dan penggambaran, Utut berharap batik dapat terus lestari sebagai bagian dari budaya Indonesia yang kaya.