
Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan bahwa proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan akan mulai beroperasi pada 10 November 2025, menjadi langkah strategis untuk memperkuat kemandirian energi Indonesia. Dalam acara detikSore on Location di Anjungan Sarinah, Jakarta, Simon menekankan pentingnya peningkatan kapasitas kilang minyak untuk mengurangi ketergantungan pada impor BBM. “Kami mendukung peningkatan kapasitas kilang kita, bahkan masukan dari Pak Menteri Keuangan menjadi masukan berharga,” ujarnya.
Latar Belakang: Proyek RDMP Balikpapan ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025, menjadi bagian dari upaya meningkatkan kapasitas produksi BBM lokal. Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjabarkan bahwa ini adalah langkah konkret untuk mengurangi impor dan memperkuat kedaulatan energi nasional.
Fakta Penting: Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi BBM hingga 70 ribu barel per hari, sehingga mampu menutupi sebagian kebutuhan domestik. Simon juga menambahkan bahwa rencana ini didukung oleh masukan dari pihak keuangan, menunjukkan sinergi antar kementerian dalam upaya memperkuat sektor energi.
Dampak: Dengan operasional RDMP Balikpapan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor BBM, yang saat ini mencapai lebih dari 50% dari total kebutuhan. Ini akan memberikan stabilitas harga dan menyokong pertumbuhan ekonomi nasional.
Penutup: Launching RDMP Balikpapan pada November 2025 bukan hanya langkah teknis, tetapi juga simbolik atas komitmen pemerintah untuk kemandirian energi. Dengan ini, Indonesia semakin dekat dengan target swasembada energi, mengurangi beban impor, dan memperkuat daya saing di kancah internasional.