Berita  

**”Dari Seko Rongkong ke KBEP: Potret Alam yang Menawan”**

**
**”Dari Seko Rongkong ke KBEP: Potret Alam yang Menawan”**

Pembuka
Sulawesi Selatan kembali menorehkan sejarah dengan penetapan bentang alam Seko Rongkong sebagai Kawasan Bernilai Ekosistem Penting (KBEP). Langkah ini, yang dilakukan Pemprov Sulawesi Selatan pada Oktober 2024, tidak hanya menjadi kabar gembira bagi masyarakat setempat, tetapi juga menandai upaya proteksi lingkungan yang lebih serius di daerah tersebut.
Latar Belakang
Seko Rongkong, dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, telah lama menjadi sorotan para ahli ekosistem dan wisatawan. Namun, baru pada tahun 2024, Pemprov Sulawesi Selatan resmi menetapkannya sebagai KBEP. Keputusan ini didasarkan pada analisis mendalam tentang kawasan tersebut, yang menunjukkan pentingnya perlindungan terhadap habitat endemik dan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya.
Fakta Penting
Penetapan Resmi: Pemprov Sulawesi Selatan menetapkan Seko Rongkong sebagai KBEP pada Oktober 2024, setelah melalui proses penilaian yang ketat.
Kawasan Berharga: Secara geografis, Seko Rongkong terdiri dari hutan tropis, pegunungan, dan sungai-sungai yang menjadi tempat hidup bagi berbagai spesies endemik.
Peran Pemerintah: Pemerintah daerah telah berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan kawasan ini, seiring dengan upaya edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam.
Dampak
Penetapan Seko Rongkong sebagai KBEP diharapkan memberikan dampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan budaya Sulawesi Selatan. Dari sisi ekosistem, langkah ini akan melindungi keanekaragaman hayati yang ada. Sementara dari sisi ekonomi, kawasan ini dapat menjadi daya tarik wisata, menambah pendapatan daerah. Tak kalah penting, upaya ini juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana manusia dan alam dapat hidup harmonis.
Penutup
Dengan penetapan Seko Rongkong sebagai KBEP, Sulawesi Selatan tidak hanya melindungi warisan alamnya, tetapi juga memberikan inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan hal serupa. Apakah langkah ini akan menjadi batu loncatan untuk percepatan pelestarian alam di Indonesia? Hanya waktu yang akan memberikan jawabannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *