Latar Belakang
Sebuah temuan mengejutkan mengemuka dari Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di DKI Jakarta. Dari 365.730 orang dewasa dan lansia yang menjalani skrining kesehatan jiwa, 3% ditemukan memiliki gejala depresi. Angka ini melampaui rata-rata nasional dan menjadi perhatian publik. Wakil Ketua DPRD DKI Wibi Andrino mengidentifikasi faktor ekonomi sebagai penyebab utama, termasuk biaya hidup tinggi dan tekanan finansial rumah tangga.
Fakta Penting
Temuan ini menunjukkan bahwa depresi di Jakarta tidak hanya masalah kesehatan mental, tetapi juga refleksi dari kondisi sosial ekonomi yang memburuk. Wibi menyebutkan bahwa kombinasi tekanan ekonomi dan biaya hidup yang tinggi menjadi faktor utama dalam mendorong warga terindikasi depresi. “Dari sudut pandang saya, salah satu penyebab utama adalah tekanan ekonomi yang tidak tertanggung,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (23/11/2025).
Dampak Sosial
Angka depresi yang melampaui rata-rata nasional ini menimbulkan dampak signifikan pada masyarakat Jakarta. Bukan hanya sebagai masalah kesehatan, ini juga menandakan ketidakseimbangan dalam sistem sosial dan ekonomi kota. NasDem menyoroti pentingnya upaya lebih lanjut untuk mengatasi biaya hidup yang tinggi, yang diyakini menjadi penyebab utama masalah ini.
Penutup
Temuan ini menjadi alarm bahwa Jakarta perlu segera menangani masalah biaya hidup dan tekanan ekonomi yang mendorong tingginya angka depresi. Dengan latar belakang data yang akurat dan sorotan dari DPRD DKI, harapan besar terletak pada langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki kualitas hidup warga.