Lead:
Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu mengagetkan dunia dengan mengundurkan diri dari jabatannya hanya 28 hari setelah dilantik. Keputusan kontroversial ini diumumkan sehari setelah ia memperkenalkan anggota kabinet, menimbulkan pertanyaan besar tentang stabilitas pemerintahan Prancis.
Latar Belakang:
Sebastien Lecornu dilantik sebagai PM Prancis pada 8 September 2025, menggantikan Elisabeth Borne yang juga mengundurkan diri setelah kurang dari setahun menjabat. Namun, karir Lecornu sebagai pemimpin negara terhenti dengan cepat. Ia mengajukan pengunduran diri pada Senin (6/10) pagi waktu setempat, setelah baru menjabat kurang dari sebulan.
Fakta Penting:
– Pengunduran diri ini diumumkan oleh Elysee Palace, kantor kepresidenan Prancis, yang menyatakan bahwa Presiden Emmanuel Macron telah menerima permohonan Lecornu.
– Menurut laporan Le Monde dan AFP, keputusan Lecornu dilakukan sehari setelah ia memperkenalkan anggota kabinet pada Minggu (5/10) malam.
– Ini menjadi kasus kedua dalam enam bulan terakhir di mana seorang PM Prancis mengundurkan diri, menimbulkan pertanyaan tentang krisis stabilitas pemerintahan di negara tersebut.
5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini:
Selain berita mengenai pengunduran diri PM Prancis, berikut adalah berita-berita internasional menarik lainnya yang menjadi sorotan hari ini:
1. Pemilihan umum Parlementer Prancis 2025: Dampak Resignasi PM Sebastien Lecornu pada Pemilu.
2. Gempa Bumi Berkekuatan 6,5 SR Guncang Jepang, Tidak Ada Laporan Korban Jiwa.
3. Perundingan Perdagangan AS-China Tembus Hambatan, Optimisme Muncul untuk Solusi Jangka Panjang.
4. Inggris Hadapi Krisis Tenaga Kerja: Kebocoran Dana BPJS Disebut Sebagai Penyebab Utama.
5. Piala Dunia 2026: Indonesia Siap Sambut Event Berskala Internasional dengan Persiapan Matang.
Penutup:
Resignasi PM Prancis Sebastien Lecornu setelah kurang dari sebulan menjabat menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pemerintahan di negara tersebut. Dengan ini, Presiden Emmanuel Macron dipaksa untuk segera menentukan pengganti Lecornu, sambil mencari solusi untuk menghadapi krisis stabilitas pemerintahan yang makin parah.
