Paragraf Pembuka
Ole Gunnar Solskjaer dan Jose Mourinho, dua nama besar dalam dunia sepak bola, kini berada dalam situasi yang sama: dipecat dari klub Turki karena kegagalan di kompetisi Eropa. Solskjaer lebih dulu kehilangan pekerjaannya sebagai pelatih Besiktas setelah klub tersebut tidak lolos ke Fase Liga Conference League 2025/2026.
Jalannya Pertandingan
Besiktas dikalahkan oleh klub Swiss, Lausanne, pada leg kedua Babak Playoff dengan skor 1-2 di Jumat (29/8). Kegagalan ini bermula dari hasil imbang tanpa gol di leg pertama, yang membuat Besiktas tidak mampu melanjutkan perjalanan di Liga Conference League.
Analisis Mendalam
Kegagalan Besiktas tidak hanya karena hasil akhir pertandingan, tetapi juga karena strategi yang kurang efektif selama kompetisi. Menurut data liga, Besiktas memiliki 15 peluang tembakan di kedua leg, namun hanya mampu mengkonversi satu menjadi gol. Ini menunjukkan masalah dalam finishing dan ketepatan dalam peluang yang ada.
Statistik Kunci
– Total tembakan: 15 (Besiktas), 12 (Lausanne)
– Tembakan tepat sasaran: 5 (Besiktas), 6 (Lausanne)
– Gol: 1 (Besiktas), 2 (Lausanne)
Pandangan Pelatih
Meskipun Solskjaer sudah tidak lagi menjadi pelatih, analisis menunjukkan bahwa kurangnya konsistensi dalam performa tim menjadi faktor utama kegagalan. Sama seperti Mourinho yang juga dipecat dari Galatasaray karena hasil buruk di Liga Champions, Solskjaer dan Mourinho menghadapi tantangan serupa dalam membangun kekuatan klub Turki di level Eropa.
Penutup
Kegagalan ini menjadi pengingat bahwa meskipun memiliki reputasi yang solid, pelatih top pun harus berjuang keras untuk memenuhi ekspektasi. Penggemar bola bisa belajar bahwa konsistensi dan adaptasi strategi adalah kunci keberhasilan di kompetisi internasional.
