
Bila Kopassus (TNI-AD) dan Marinir (TNI-AL) masing-masing memiliki Satgultor 81 dan Denjaka, di Kopasgat TNI-AU juga memiliki satuan antiteror, yakni Satuan Bravo 90 (Satbravo 90). Satuan ini diresmikan pada 16 Seotember 1990 saat Kopasgat dipimpin Marsekal Pertama TNI Maman Suparman.
Namun yang menjadi penggagasnya adalah Direktur Operasi Puspaskhas Letkol Budhy Santoso dan koleganya Dandepolat Letkol Psk Letkol Wahyu Widjojo.
“Ide awal pembentukan Bravo ketika saya diminta menyiapkan rencana, sebetulnya bukan untuk menjadi pasukan antiteror. Saya tidak tertarik antiteror saat itu karena semua mau buat pasukan seperti itu. Silakan saja,” ungkap Budhy saat berbincang dengan detikcom di kediamannya belum lama ini. Budhy menegaskan Satuan Bravo sejatinya adalah untuk merusak dan menghancurkan kekuatan udara lawan ketika masih berada di darat.