
Indonesia berada di momentum strategis untuk menentukan masa depannya di industri kendaraan listrik (EV). Dengan kombinasi potensi sumber daya alam, pasar domestik yang besar, serta arah kebijakan energi yang semakin progresif, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama dalam ekosistem kendaraan listrik global.
Dukungan regulasi, percepatan investasi, serta keterlibatan industri otomotif internasional semakin menguatkan posisi Indonesia dalam peta global transisi energi. Potensi ini membuat Indonesia kini berada di persimpangan penting untuk menentukan arah kebijakan yang tepat demi memaksimalkan peluang ekonomi baru tersebut.
Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berada dalam posisi penting untuk menguasai rantai pasok baterai kendaraan listrik, komponen vital dalam ekosistem ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat cadangan bijih nikel sebesar 5,9 miliar ton dan logam nikel 62,02 juta ton pada 2024, disertai produksi 173,6 juta ton bijih nikel sepanjang tahun tersebut.





