
Puluhan dealer BYD di Provinsi Shandong, China, terpaksa tutup karena qiancheng holdings menghadapi kesulitan keuangan. Sebanyak 20 dealer yang dikelola perusahaan ini tidak lagi memberikan layanan purnajual dan jaminan kendaraan kepada lebih dari 1.000 konsumen. Krisis ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan pemilik mobil BYD, yang terpaksa mengorganisir kelompok perlindungan hak untuk mencari solusi.
Dampak krisis keuangan pada Dealer BYD
Qiancheng Holdings, pengelola dealer BYD terbesar di Shandong, mengalami masalah finansial yang serius. Dengan tutupnya 20 dealer, ribuan konsumen tidak dapat menikmati layanan purnajual yang seharusnya menjadi bagian dari pengalaman kepemilikan mobil BYD. Ini menjadi catatan penting untuk para pengguna mobil listrik, terutama mengingat pentingnya layanan after-sales dalam memastikan kinerja optimal kendaraan.
Solusi yang Dituntut Konsumen
Pemilik mobil BYD di kota如Jinan dan Weifang telah mengambil inisiatif dengan membentuk kelompok perlindungan hak untuk mencari solusi. Mereka menuntut kompensasi dari Qiancheng Holdings dan menambahkan tekanan pada pemerintah setempat untuk memastikan keadilan bagi para korban. Ini menjadi contoh penting bagaimana konsumen dapat bersatu dalam menghadapi masalah industri otomotif yang kompleks.
Akhir Penutup
Kondisi ini menyoroti pentingnya stabilitas keuangan dalam bisnis otomotif, terutama untuk dealer mobil listrik yang memerlukan investasi tinggi. Konsumen harus lebih waspada dalam memilih dealer dan memastikan bahwa layanan purnajual yang ditawarkan tetap terjamin. Pemerintah juga perlu memperkuat regulasi untuk mencegah kerusakan yang lebih luas akibat krisis keuangan dealer.