Hutan Amazon di Brasil kembali menjadi pusat perhatian global setelah dikabarkan bahwa pemerintah setempat akan membangun jalan raya baru yang melintasi puluhan ribu hektare hutan hujan tropis. Proyek ini dilakukan guna mendukung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP30 di kota Belém, yang akan berlangsung pada November 2025.
Dilansir BBC, jalan raya tersebut direncanakan untuk memperlancar akses ke kota Belém, yang akan menjadi tuan rumah lebih dari 50.000 peserta, termasuk para pemimpin dunia. Namun, rencana ini tidak hanya menuai sorotan karena tujuanannya, tetapi juga karena dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap hutan Amazon.
Sejumlah masyarakat setempat dan pegiat konservasi menyatakan keprihatinan mereka terhadap dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Mereka khawatir bahwa pembangunan jalan ini akan menyebabkan deforestasi lebih lanjut dan mengganggu ekosistem yang sudah rapuh.
Pemerintah negara bagian, di sisi lain, menegaskan bahwa jalan raya tersebut akan dirancang secara berkelanjutan. Namun,janji ini tidak mengurangi kekhawatiran publik bahwa proyek ini mungkin jauh dari tujuan ramah lingkungan yang diklaim.
Dengan kontroversi ini, pertanyaan mendasar muncul: apakah pertumbuhan ekonomi dan konservasi lingkungan dapat berjalan seiring di kawasan seperti Amazon? Sementara pemerintah berusaha menyeimbangkan kebutuhan keduanya, masyarakat dan aktivis terus menuntut transparansi dan solusi yang lebih bijak untuk menjaga hutan yang berharga ini.
