
Pembunuhan Panglima Militer Houthi Menyebabkan Ketegangan Baru
Panglima militer Houthi Yaman, Mayor Jenderal Mohammed al-Ghamari, menghembuskan napas terakhir akibat serangan Israel. Kelompok yang didukung Iran ini tidak hanya mengumumkan kematian pemimpin militernya tetapi juga menjanjikan balas dendam yang lebih keras.
Latar Belakang
Mayor Jenderal Mohammed al-Ghamari dinyatakan gugur dalam pertempuran terhormat melawan Israel, sebagaimana pernyataan resmi militer Houthi yang dirilis AFP pada Kamis (16/10/2025). Tak ada rincian lebih lanjut tentang serangan tersebut, namun kematian Ghamari menjadi pemicu ledaknya emosi di kalangan Houthi.
Fakta Penting
Kematian Ghamari diumumkan tak lama setelah gencatan senjata di Gaza, Palestina. Ini menambah spekulasi bahwa Israel mungkin telah mengalihkan perhatiannya ke Yaman sebagai bagian dari strategi perang yang lebih luas. Houthi, yang sudah lama menjadi ancaman bagi Israel dengan serangan-serangan di Laut Merah, kini diperkirakan akan menambah intensitas aksinya.
Dampak
Pembunuhan Ghamari tidak hanya menjadi kerugian besar bagi Houthi, tetapi juga dapat memicu eskalasi konflik regional. Ancaman balas dendam yang disampaikan Houthi menunjukkan bahwa ketegangan antara kedua pihak semakin memanas. Pihak internasional khawatir konflik ini akan merembet ke negara-negara tetangga, memperburuk situasi yang sudah tidak stabil.
Penutup
Kematian Mayor Jenderal Mohammed al-Ghamari menjadi tanda bahwa perang di Timur Tengah tidak pernah berhenti. Dengan ancaman Houthi yang lebih keras, dunia harus bersiap menghadapi gejolak baru di kawasan ini. Apakah gencatan senjata di Gaza akan meredam api, ataukah bara api di Yaman akan menyalakan perang lain? Hanya waktu yang akan memberikan jawabannya.