
Latar Belakang
Seiring dengan terusnya konflik di Gaza, isolasi internasional terhadap Israel semakin dalam. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah Israel sedang mengalami “momen Afrika Selatan”? Saat itu, kombinasi tekanan politik, boikot ekonomi, olahraga, dan budaya berhasil memaksa negara tersebut untuk menghapus apartheid. Namun, di tengah badai diplomatik ini, pemerintah Netanyahu似乎 berhasil mengatasi tekanan tersebut, memungkinkan Israel untuk terus mengejar tujuan-tujuan di Gaza dan Tepi Barat tanpa kerugian permanen pada posisinya secara internasional.
Fakta Penting
Dua mantan perdana menteri Israel, Ehud Barak dan Ehud Olmert, telah menuding bahwa kebijakan saat ini telah membuat Israel menjadi “negara paria” di kancah internasional. Mereka mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari isolasi ini terhadap hubungan Israel dengan negara-negara lain.
Dampak
Sementara gelombang boikot dunia terus mengguncang, pertanyaan yang mengejutkan adalah: apakah tekanan ini cukup kuat untuk mengubah kebijakan Israel terhadap Gaza? Ataukah, sebaliknya, Israel mampu bertahan dan mempertahankan posisinya dengan tetap mengikuti strategi yang kontroversial.
Penutup
Sedangkan dunia menantikan jawaban atas pertanyaan ini, dampak sosial dan politik dari isolasi Israel semakin terasa. Mungkinkah gelombang boikot dunia menjadi pemicu perubahan signifikan dalam kebijakan Israel terhadap Gaza, ataukah Netanyahu dan pemerintahannya akan terus bertahan di tengah badai diplomatik ini? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban.