Menteri Wihaji: Nikah Dini Berperan dalam Risiko Stunting di Indonesia

Menteri Wihaji: Nikah Dini Berperan dalam Risiko Stunting di Indonesia
Menteri Wihaji: Nikah Dini Berperan dalam risiko stunting di Indonesia

Perkenalan Masalah
Stunting, kondisi di mana anak memiliki tinggi badan lebih rendah dibandingkan usia, menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Data tahun 2023 menunjukkan 21,5 persen anak Indonesia mengalami stunting. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Wihaji, mengemukakan bahwa pemerintah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 18 persen pada 2025 dan 14,5 persen pada 2029.
Peran Nikah Dini dalam Stunting
Nikah dini menjadi faktor risiko utama stunting. Menteri Wihaji menegaskan bahwa pernikahan usia dini dapat mengganggu pertumbuhan ibu dan bayi. Ibu muda cenderung memiliki kualitas perawatan dan gizi yang kurang baik, yang berdampak langsung pada risiko stunting pada anak.
Solusi dan Upaya Pencegahan
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melalui Mendukbangga Wihaji menekankan pentingnya program pendidikan kesehatan reproduksi dan peningkatan gizi. Dukungan masyarakat untuk menunda pernikahan usia dini juga penting. Masyarakat diharapkan aware akan pentingnya gizi seimbang dan perawatan anak sejak dini.
Penutup
Penurunan angka stunting memerlukan kerjasama semua pihak. Dengan upaya yang konsisten, Indonesia dapat mencapai target RPJMN dan mewujudkan generasi sehat. Jika ada kekhawatiran tentang stunting pada anak, konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk informasi lebih lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *