
Mendagri Terima Gelar ‘Petua Panglima Hukom’ dari Wali Nanggroe Aceh
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian hari ini menerima gelar kehormatan ‘Petua Panglima Hukom’ dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh. Prosesi penganugerahan yang berlangsung di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, ditandai dengan penyematan lencana dan selempang oleh Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud Al Haythar.
Setelah penganugerahan, Tito juga menjalani prosesi peusijuk yang dipandu langsung oleh Wali Nanggroe. Dalam sambutannya, Tito mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini, baik secara pribadi, keluarga, maupun atas nama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Ia menilai penghargaan ini sangat istimewa karena diberikan oleh Lembaga Wali Nanggroe yang memiliki legitimasi kuat secara sosial, sosiologis, dan yuridis.
Fakta Penting
– Gelar Kehormatan: ‘Petua Panglima Hukom’ adalah gelar istimewa yang diberikan oleh Lembaga Wali Nanggroe Aceh.
– Prosesi Penganugerahan: Penyematan lencana dan selempang, serta prosesi peusijuk, menjadi bagian penting dari acara ini.
– Peran Wali Nanggroe: Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud Al Haythar tidak hanya menjadi perwujudan simbolik Aceh, tetapi juga tokoh yang memiliki pengaruh kuat di daerah tersebut.
Dampak Sosial dan Politik
Penganugerahan ini tidak hanya menjadi pengakuan atas kontribusi Mendagri Tito di bidang kehukuman dan keamanan, tetapi juga menunjukkan sinergi antara pemerintah pusat dengan otoritas daerah. Gelar ini, yang diberikan oleh lembaga dengan legitimasi kuat, dapat meningkatkan koordinasi dan solidaritas antara Kemendagri dengan Lembaga Wali Nanggroe Aceh.
Penutup
Dengan menerima gelar ‘Petua Panglima Hukom’, Mendagri Tito tidak hanya mendapat penghargaan pribadi, tetapi juga memperkuat hubungan antara pemerintah dengan masyarakat Aceh. Ini menjadi langkah penting dalam memastikan stabilitas dan harmoni di daerah yang memiliki sejarah dan budaya khusus ini.