Berita  

**”Membaca dan Tantangan Literasi di Indonesia: Menuju Masyarakat yang Berdaya Saing”**

**
**”Membaca dan Tantangan Literasi di Indonesia: Menuju Masyarakat yang Berdaya Saing”**

Latar Belakang
Membaca bukan hanya perkara mengenali huruf atau memahami berita di media massa. Lebih dari itu, membaca adalah cara kita memandang dunia dan memahami makna yang tersembunyi di balik ciptaan Tuhan. Umat Islam tentu ingat bahwa wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah perintah Iqra’ dalam Surat Al-‘Alaq ayat 1–5. Menurut H. Puji Raharjo Soekarno, Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung, makna Iqra’ jauh melampaui aktivitas membaca teks. Ia mencakup membaca alam semesta, diri sendiri, serta tanda-tanda kebesaran Allah. Dengan begitu, membaca menjadi sarana memperdalam iman melalui kesadaran akan kebesaran Sang Pencipta. Maka wajar bila dikatakan membaca sejatinya menyentuh hakikat penciptaan, bukan sekadar menelusuri tulisan.
Fakta Penting
Pada 8 September 2025, dunia akan memperingati Hari Literasi Internasional. Sejak 1967, UNESCO menetapkan tanggal ini sebagai pengingat pentingnya literasi untuk membangun masyarakat yang berpengetahuan, damai, dan berkelanjutan. Literasi dipahami bukan hanya sebagai kemampuan membaca, melainkan juga proses pengembangan diri. Bagi sebuah bangsa, literasi merupakan kebutuhan pokok karena berhubungan langsung dengan pembangunan.
Dampak Sosial
Potret literasi di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca, tetapi juga tentang kemampuan berpikir kritis dan berdaya saing global. Namun, tantangan yang dihadapi Indonesia dalam meningkatkan literasi masih cukup besar, terutama di daerah pedesaan dan pelosok.
Penutup
Maka wajar bila dikatakan bahwa literasi adalah kunci untuk membangun masyarakat yang berdaya saing dan berkelanjutan. Dengan literasi yang baik, Indonesia dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari globalisasi dan tantangan abad ke-21.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *