
Data resmi menunjukkan harga beras di Jepang melonjak 90,7 persen pada bulan Juli dibandingkan periode yang sama tahun lalu ( year-on-year ). Namun demikian, laju kenaikan tersebut tercatat melambat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, yang memberikan sedikit kelegaan bagi Perdana Menteri (PM) Shigeru Ishiba .
Masa depan PM Ishiba tidak menentu setelah koalisinya kehilangan mayoritas dalam kedua majelis parlemen dalam pemilu tahun ini, dengan para pemilih yang marah atas kenaikan harga menanggalkan dukungan untuk Partai Demokrat Liberal yang mendominasi sejak lama.
Harga beras, seperti dilansir AFP , Jumat (22/8/2025), telah meroket dalam beberapa bulan terakhir karena masalah pasokan yang terkait musim panas ekstrem tahun 2023 lalu dan adanya panic-buying setelah “gempa dahsyat” tahun lalu, di antara faktor-faktor lainnya.