
Volume Sampah di Sungai Denpasar Mencapai Rekor Baru
Volume sampah yang diangkut dari sungai dan saluran drainase di Denpasar terus meningkat setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung hanya menerima sampah jenis residu. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Latar Belakang
Sebelum perubahan kebijakan TPA Suwung, rata-rata volume sampah yang diangkut mencapai 25,42 ton per hari, terdiri dari 50% sampah organik, 40% anorganik, dan 10% residu. Namun, setelah TPA tersebut hanya menerima residu, volume sampah di sungai dan drainase melonjak drastis.
Fakta Penting
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Denpasar, Gandhi Dananjaya Suarka, mengungkapkan bahwa peningkatan volume sampah ini mencerminkan ketidakmampuan sistem pengelolaan sampah kota dalam menangani perubahan kebijakan TPA. Situasi ini tidak hanya mengancam kualitas air di sungai, tetapi juga dapat mempengaruhi daya tarik wisatawan yang datang ke Denpasar.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Peningkatan volume sampah di sungai dan drainase dapat menyebabkan banjir dan penyebaran penyakit, khususnya di musim hujan. Selain itu, dampak lingkungan yang merugikan dapat menurunkan kualitas hidup masyarakat dan menambah beban anggaran kota untuk pengelolaan sampah.
Penutup
Kondisi ini menjadi reminder penting bagi pemerintah daerah untuk merevisi strategi pengelolaan sampah dan mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah limbah di Denpasar. Tanpa tindakan cepat, sungai dan drainase kota akan terus terancam oleh jumlah sampah yang melonjak setiap harinya.